PELAYARAN GRESIK-BAWEAN LUMPUH
"Dengan dibekukannya izin itu, kami tidak bisa pulang. Sampai kapan kami harus menunggu," kata salah satu pengunjuk rasa, Sehan, dalam orasinya, Rabu (10/10/2012).
Sehan dalam teriakannya mengatakan, karena yang membekukan adalah Nuruddin selaku Kadishub Gresik, maka Nuruddin harus bertanggungjawab. Nuruddin harus bisa meneydiakan kapal untung mengangkut ratusan warga Bawean perantauan yang ingin pulang. Kalau tidak sanggup, Nuruddin lebih baik mundur saja.
"Nuruddin sudah terlalu sombong dengan menghentikan operasional kapal yang menuju Bawean. Kami sudah seminggu lamanya menunggu di Gresik. Perbekalan kami sudah menipis," lanjut Sehan, masih terus berteriak.
Sehan bercerita, dia adalah TKI di Malaysia yang membawa rombongan sebanyak 15 orang, semuanya warga Bawean. Kedatangannya kali ini untuk menengok anaknya. Karena tak ada kapal yang mengangkut, maka Nuruddin dan rombongannya terpaksa menginap di pernginapan sederhana sambil menunggu ada kapal yang berangkat ke Bawean.
Tetapi hingga seminggu lamanya, kapal yang dinanti tak kunjung ada hingga ia mendengar adanya berita tentang pembekuan kapal jurusan Bawean.
"Gresik ini hanya tempat kami transit saja selepas dari Juanda. Tetapi kami malah tertahan di sini. Uang yang akan diberikan ke keluarga habis untuk hidup di sini," tutur Sehan.
Keluhan Sehan juga diamini oleh Zaenal Abdurrahman. Zainal membawa 6 orang yang juga hendak pulang ke Bawean. Bekalnya juga sudah menipis, padahal uang itu termasuk uang jerih payahnya bekerja di Malaysia dan hendak diberikan ke keluarga.
"Tarif penginapan sehari Rp 30 ribu. Belum makam dan minum. Dalam sehari kami bisa keluar uang Rp 100 ribu per orang," ujar Zaenal.
Zaenal berpendapat, kebijakan Nuruddin sudah pasti menyengsarakan warga Bawean. Belum ada kapal pengganti tetapi Nuruddin sudah berani menghentikan operasional kapal yang ada. Nuruddin pernah menjanjikan akan ada kapal tanggal 4 Oktober kemarin, tetapi kenyatannya nol besar.
"Saya kasihan kepada warga Bawean yang tak bisa keluar, khususnya orang sakit dan hamil. Peralatan kesehatan di sana kurang memadai. Kalau tidak bisa dirujuk ke Gresik, bis agawat akibatnya," ujar Zaenal.
Sayangnya para pengunjuk rasa tidak bisa menemui Nuruddin. Mereka hanya ditemui staf nya saja dengan alasan Nuruddin sedang pergi ke Surabaya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan